loading…
Luna, istri sah Habib Bahar bin Smith. Foto/ IG @official_fadlunbalghoits
Ia mengaku menderita selama menjadi istri kedua habib ini. Helwa juga mengatakan bahwa Bahar bin Smith hanya memberi nafkah seingatnya saja. Keluhan ibu satu anak yang diungkapkan di instagram ini ramai menuai komentar warganet.
Istri sah Habib Bahar bin Smith, Luna ikut merespon tuduhan Helwa. Melalui akun instagramnya dia menyangkal semua tuduhan yang ditujukan kepada suaminya tersebut.
Baca Juga : Model Helwa Bachmid Ngaku Sudah Setahun Dinikahi Bahar bin Smith dan Merasa Ditelantarkan
Dalam siaran langsung ia mengatakan bahwa suaminya sudah memberikan nafkah kepada Helwa.
Pengakuan yang disampaikan Helwa Bachmid mengejutkan banyak pihak, terutama ketika dia menyebutkan bahwa ia menikahi Habib Bahar tanpa mahar. Perkataan ini menjadi isu hangat, memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Banyak yang berspekulasi mengenai hubungan mereka dan efek yang mungkin ditimbulkan bagi Habib Bahar serta keluarganya.
Selama ini, Habib Bahar dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar di kalangan pengikutnya. Tentu saja, tuduhan yang diarahkan padanya dapat membawa dampak signifikan terhadap reputasinya. Helwa juga mengungkapkan bahwa selama pernikahan, perlakuan yang diterimanya jauh dari baik, yang semakin memperkeruh situasi ini.
Kondisi ini menciptakan berbagai reaksi dari netizen, yang tidak hanya memberikan komentar, tetapi juga mulai mengangkat isu yang lebih luas mengenai poligami di Indonesia. Kisah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya transparansi dalam pernikahan.
Pertikaian antara Helwa Bachmid dan Istri Sah Habib Bahar
Hubungan yang rumit antara Helwa dan istri sah Habib Bahar, Luna, semakin menarik perhatian publik. Luna merasa perlu meluruskan berbagai tuduhan yang ditujukan pada suaminya. Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Luna menegaskan bahwa suaminya telah memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami yang baik.
Selama siaran langsung di Instagram, Luna mengungkapkan keheranannya atas pengakuan Helwa yang dinilai mengada-ada. Ia menyebutkan bahwa Habib Bahar selalu berusaha memberikan nafkah dan perhatian kepada semua keluarganya. Penegasan ini jelas menunjukkan adanya konflik yang mendalam antara kedua pihak.
Reaksi publik terhadap kedua pengakuan ini sangat beragam. Banyak orang yang memberikan dukungan kepada Luna, sementara yang lainnya bersimpati kepada Helwa. Pertikaian ini membuka diskusi mengenai isu-isu yang lebih besar seputar poligami dan peran perempuan dalam hubungan tersebut.
Dampak Poligami terhadap Kehidupan Perempuan
Kasus ini bukan hanya tentang konflik pribadi, tetapi juga menggambarkan dampak sosial dari praktik poligami. Banyak perempuan yang merasa tertekan dan terpinggirkan dalam struktur keluarga poligami. Disamping itu, perempuan sering kali harus berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan hak-hak mereka dalam pernikahan yang berbagi pasangan.
Pandangan masyarakat mengenai poligami bervariasi, ada yang mendukung dan ada juga yang menentangnya. Dalam banyak kasus, praktik ini dapat menciptakan ketidakadilan bagi istri-istri yang dianggap kedua atau ketiga. Hal ini mengundang pertanyaan tentang bagaimana sistem hukum dan sosial dapat melindungi hak-hak perempuan.
Stigma sosial yang melekat pada perempuan dalam hubungan poligami sering kali menambah beban psikologis. Rasa berkompetisi di antara istri-istri untuk mendapatkan perhatian suami kadang kali menciptakan konflik yang berkepanjangan. Keberanian Helwa untuk bersuara bisa menjadi langkah penting bagi banyak perempuan lainnya.
Pentingnya Dukungan pada Perempuan dalam Situasi Sulit
Dalam situasi seperti ini, dukungan dari masyarakat sangat penting bagi perempuan yang merasa tertekan. Dukungan tersebut bisa datang dalam bentuk psikologis, sosial, maupun hukum. Komunitas perlu membuka ruang dialog mengenai isu-isu yang dihadapi perempuan dalam pernikahan poligami.
Selain itu, penting bagi setiap perempuan untuk memiliki kesadaran hukum mengenai hak-hak mereka dalam pernikahan. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait hidup mereka. Kesadaran ini bisa menjadi alat pemberdayaan yang sangat berharga.
Perdebatan tentang poligami seharusnya tidak hanya terfokus pada aspek spiritual, tetapi juga pada implikasi sosialnya. Perlu ada solusi konstruktif yang dapat membantu menciptakan keseimbangan dalam hubungan yang kompleks ini, sehingga semua pihak dapat merasa dihargai dan diperhatikan.
