Cerai Talak Satu Raj’i, Pratama Arhan Masih Ada Kesempatan Rujuk dengan Azizah?

Fashion And Beauty

loading…

Majelis Hakim Pengadilan Agama Tigaraksa mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan Arhan dengan putusan talak satu raj’i. Foto/Instagram Pratama Arhan.

JAKARTA – Pesepak bola timnas Indonesia, Pratama Arhan, resmi bercerai dari sang istri, selebgram Azizah Salsha, pada Senin (29/9/2025). Majelis Hakim Pengadilan Agama Tigaraksa mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan Arhan dengan putusan talak satu raj’i.

Kuasa hukum Pratama Arhan, Singgih Tomi Gumilang, menyampaikan bahwa sidang pembacaan ikrar talak telah dilaksanakan hari ini dan menandai berakhirnya hubungan pernikahan keduanya.

Baca juga: Jadi Duda, Pratama Arhan Resmi Bercerai dengan Azizah Salsha

“Dengan selesainya agenda pembacaan talak ini, selesai sudah rangkaian persidangan dan dengan itu pula berakhir hubungan pernikahan antara pemohon Arhan dan termohon Azizah dengan cerai talak,” ujar Singgih, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Senin (29/9/2025).

Karena tidak mendapatkan izin dari klubnya yang tengah bersiap tampil di Asia Elite Cup 2 di Bangkok pada 1 Oktober mendatang, Arhan tidak bisa hadir langsung. Ikrar talak pun diwakili oleh kuasa hukumnya.

Dalam kehidupan yang penuh dinamika, pernikahan sering kali menjadi tantangan emosional bagi pasangan. Keputusan untuk bercerai bukanlah hal yang sepele dan biasanya melibatkan konflik yang rumit. Banyak pasangan harus menjalani proses panjang sebelum sampai pada titik ini, yang sering kali mencerminkan ketidakharmonisan dalam hubungan mereka.

Bagi Pratama Arhan dan Azizah Salsha, perjalanan mereka tidak berbeda. Keduanya harus melewati masa-masa sulit yang mengarah pada keputusan untuk mengakhiri pernikahan. Momen ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal dampak mental dan emosional yang dirasakan oleh kedua belah pihak.

Proses Cerai yang Panjang dan Rumit dalam Hubungan

Proses pengajuan cerai sering kali melibatkan banyak pertimbangan dan langkah-langkah hukum. Dalam kasus Arhan dan Azizah, hadirnya pihak ketiga seperti kuasa hukum menjadi penting untuk membantu meringankan beban emosional selama proses tersebut. Sidang yang diadakan di Pengadilan Agama meningkatkan formalitas dalam penyelesaian masalah ini.

Penyebab perceraian juga bisa beragam, mulai dari ketidakcocokan hingga masalah komunikasi. Dalam hal ini, meskipun detil-detail spesifik tidak dipublikasikan, banyak yang mempertanyakan apa yang mendorong pasangan muda ini untuk akhirnya memilih jalan terpisah. Tanpa informasi yang jelas, publik hanya bisa berspekulasi.

Selama masa persidangan, sidang pembacaan talak menjadi titik balik yang menunjukkan akhir dari hubungan ini. Selain itu, ada kesedihan yang mendalam, terutama bagi mereka yang terlibat secara langsung. Kesedihan ini terkadang jarang dibicarakan, tetapi sangat nyata bagi kedua pihak dan lingkungan terdekat mereka.

Dampak Emosional dan Sosial Setelah Perceraian

Ketika sebuah pernikahan berakhir, konsekuensi yang muncul tidak hanya berpengaruh pada pasangan, tetapi juga pada keluarga dan teman-teman mereka. Arhan dan Azizah, sebagai figur publik, harus menghadapi sorotan masyarakat yang tidak bisa dihindari. Dampak sosial ini dapat menjadi beban tambahan bagi mereka.

Setelah perceraian, banyak orang mengalami perasaan kehilangan dan kesedihan yang dalam. Ini adalah fase yang sulit, di mana masing-masing individu harus menemukan cara untuk melanjutkan hidup. Rasa sakit emosional sering kali membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk disembuhkan, terutama bagi mereka yang tidak siap menghadapi situasi ini.

Di balik status mereka sebagai selebriti, ada realitas kehidupan yang harus dijalani. Arhan dan Azizah tetap musti beradaptasi dengan kehidupan baru sebagai individu. Ini lebih dari sekedar urusan hukum; itu adalah proses pemulihan yang mempengaruhi mental dan psikologis mereka.

Masa Depan Pratama Arhan dan Aziza Selamat Setelah Perceraian

Bagi Arhan, keputusan ini mungkin membawa perubahan langkah dalam karir sepak bolanya. Menghadapi tantangan baru di lapangan dan dalam kehidupan pribadi, dia perlu menemukan keseimbangan antara keduanya. Apakah dia dapat mengambil pengalaman ini sebagai pelajaran untuk masa depan? Pertanyaan itu terbuka.

Sementara itu, bagi Azizah, kehidupan baru tanpa Arhan juga menjadi tantangan tersendiri. Dia harus menjajaki kembali dunia yang lebih luas sambil tetap menjaga citra publiknya. Ini adalah peluang untuk melakukan refleksi dan merencanakan masa depan yang lebih baik.

Setelah perceraian, baik Arhan maupun Azizah memiliki kesempatan untuk meresapi pelajaran dari hubungan tersebut. Dengan langkah berani, mereka bisa memulai chapter baru dalam hidup masing-masing. Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, tetapi setiap akhir bisa menjadi awal yang baru.